• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mengenal Halimatus Sa’diyyah: Sosok Ibu Susuan Nabi Muhammad Saw

Nabi Saw sangat menghormati Halimah. Ketika ia berkunjung saat Nabi Saw sudah di Madinah, Nabi Saw selalu menggelar sorban yang dipakai untuk menjadi tikar alas bagi Halimah duduk

Siti Robiah Siti Robiah
16/04/2023
in Publik
0
Halimatus Sa’diyyah

Halimatus Sa’diyyah

544
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika kita membahas mengenai sejarah Nabi Muhammad Saw, tentu tidak akan lepas dari tokoh-tokoh yang ikut serta mendorong beliau dalam dakwah Islam. Termasuk peran-peran perempuan yang menjadi bagian dari sejarah kehidupannya. Salah satunya ialah Halimatus Sa’diyyah, pengasuh serta ibu susuan Nabi Saw.

Rasulullah Muhammad adalah manusia terbaik yang pernah hidup di muka bumi. Kebaikan akhlaknya diakui oleh seluruh masyarakat Makkah sejak beliau masih remaja hingga mendapat gelar al-Amin. Ketika Rasulullah lahir, budaya masyarakat Arab saat itu adalah menyusukan anak mereka kepada perempuan lain selain kepada ibu kandungya sendiri.

Begitupula dengan Nabi Muhammad, beliau mendapatkan ASI dari perempuan lain selain ibunya, Aminah. Halimatus Sa’diyyah menjadi ibu susuan Rasulullah yang begitu terkenal dalam sejarah karena berbagai peristiwa menakjubkan turut menghiasi masa-masa itu.

Mengenal Sosok Halimatus Sa’diyyah

Dalam tulisan Belva Rosidea di Mubadalah.id menyebutkan bahwa Halimatus Sa’diyyah binti Abu Dzuaib adalah seorang perempuan yang hidup di perkampungan kabilah Sa’ad bin Bakr. Perkampungan yang terkenal tandus.

Karena kondisi keluarga Halimah sangat tidak baik, akhirnya ia ditemani suaminya (Haritsah) dan beberapa perempuan-perempuan kabilah Sa’ad pergi ke kota Makkah untuk menawarkan jasa Asi Susu Ibu (ASI) mereka.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Sesampainya di Makkah, perempuan-perempuan kampung kabilah Sa’ad pun mencari bayi-bayi yang hendak mereka susui. Namun sayang, dari sekian perempuan yang ada, tidak satu pun yang mau membawa bayi Muhammad untuk disusui, mereka khawatir tidak bisa mendapatkan upah yang cukup jika menyusui seorang anak yang yatim.

Halimah saat itu adalah satu-satunya perempuan yang belum mendapatkan bayi untuk disusui, akhirnya ia pun membawa Rasulullah untuk disusui. Halimah kembali ke kampungnya membawa Rasulullah di pangkuannya, dan sejak saat itu berbagai keberkahan menghiasi kehidupan Halimah.

Penghormatan Nabi Terhadap Halimatus Sa’diyyah

Nabi Saw sangat menghormati Halimah. Ketika ia berkunjung saat Nabi Saw sudah di Madinah, Nabi Saw selalu menggelar sorban yang dipakai untuk menjadi tikar alas bagi Halimah duduk. Pada saat akan pulang, Nabi Saw selalu membawakanya oleh-oleh, biasanya daging yang dimilikinya, yang baru disembelih dari Kambing atau Unta.
Hal ini tergambar jelas dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi:

عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ لَحْمًا بِالْجِعْرَانَةِ إِذْ أَقْبَلَتِ امْرَأَةٌ حَتَّى دَنَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَسَطَ لَهَا رِدَاءَهُ فَجَلَسَتْ عَلَيْهِ فَقُلْتُ مَنْ هِيَ؟ فَقَالُوا هَذِهِ أُمُّهُ الَّتى أَرْضَعَتْهُ. رواه أبو داود.

Artinya: Abu Thufail Ra berkata: “(Suatu saat), aku melihat Nabi Muhammad Saw sedang membagikan daging di daerah Ji’ranah. Kemudian, ada seorang perempuan datang dan mendekat, dan Nabi Muhammad Saw pun bergegas menggelar selendangnya di tanah (mempersilakannya duduk). Perempuan itu kemudian duduk di selendang tersebut. Aku bertanya, ‘Siapa perempuan itu? Orang-orang menjawab, “Itu ibu (susuan) yang menyusui Nabi Muhammad Saw.” (Sunan Abi Dawud).

Jika melihat sejarah kelam bagaimana perlakuan masyarakat jahiliyah masa itu, sungguh apa yang dilakukan oleh Nabi Saw pada Halimah itu sungguh luar biasa. Sebab, seperti yang kita tau bahwa kedudukan perempuan masa itu masih dianggap rendah, sehingga jangankan untuk diberi kehormatan dengan menggelar sorban untuk tempat duduknya, sejak lahir saja dia sudah banyak yang dikubur hidup-hidup.

Di sisi lain, Ibu Nurul Bahrul Ulum pada saat mengkaji kitab Sittin al-‘Adliyah menyebutkan bahwa melalui hadis ini, nabi ingin menegaskan bahwa Halimah sebagai ibu susuan nabi berhak kita muliakan dan perlakukan secara baik.

Itu artinya nabi amat sangat menghargai dan mengapresiasi peran reproduksi perempuan, salah satunya pengalaman menyusui.

Menjadi Telandan dan Inspirasi

Dengan begitu melalui teladan nabi ini, mestinya menjadi inspirasi bagi kita untuk ikut memberikan perhatian khusus bagi para ibu yang tengah menyusui. Misalnya dengan memberikan gizi yang cukup serta tidak terbebani dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan membuatnya stres.

Lebih dari itu, tugas ini juga bukan hanya tanggung jawab individu saja, tetapi semua elemen. Mulai dari suami, keluarga, hingga pada tingkatan pemerintah. Sebab, pemberian gizi yang baik pada ibu yang tengah menyusui akan memberikan dampak yang sangat baik pada kualitas ASI.

Oleh karena itu, dukungan dari keluarga, baik suami, ibu dan mertua memiliki peranan besar. Bukan saja memastikan asupan gizi, namun harus kita pastikan juga ibu tidak mengalami depresi dan stres.

Sebab sebagaimana saya kutip dari laman Kompas.com, Konselor laktasi, Dr. Sara Elisa Wijono menyebutkan bahwa produksi ASI banyak terpengaruhi oleh faktor psikologis seorang ibu. Sehingga seorang ibu yang menyusui mengalami stres. Maka ASI yang ia hasilkan pun tidak akan banyak dan tentu saja hal tersebut berpengaruh pada kesehatan dan perkembangan bayi.

Dengan begitu, mari berikan dukungan, apresiasi dan perhatian khusus pada ibu yang tengah menjalani peran reproduksinya, dalam hal ini menyusui. Sebab, praktik baik ini merupakan teladan nabi dan ajaran Islam. []

Tags: Halimatus Sa’diyyahIbumengenalNabi Muhammad SAWSusuan
Siti Robiah

Siti Robiah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara
  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID