• Login
  • Register
Selasa, 28 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Menghembuskan Nafas Cinta (Part I)

"Dunia tenggelam dalam lara dan penuh luka dari ubun-ubun hingga telapak kaki. Tak ada harapan untuk sembuh kecuali dengan sentuhan tangan Cinta." (Rumi)

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
08/11/2020
in Hikmah, Rekomendasi
0
136
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

هذا العالم غارق في الآلام والمآسي من رأسه إلى قدميه، وﻻ أمل له في الشفاء إﻻ بيد الحب.
“Dunia tenggelam dalam lara dan penuh luka dari ubun-ubun hingga telapak kaki. Tak ada harapan untuk sembuh kecuali dengan sentuhan tangan Cinta.” (Rumi)

Seorang sahabat lama mengirimi saya draf buku karya Denny JA : “Spirituality Of Happines”. Saya senang. Tetapi si teman meminta saya menulis review atas buku ini. Saya tertegun sejenak dengan dada yang berdegup. Ini kehormatan, tetapi bisa jadi beban berat. Apakah saya bisa?

Ada tenggat waktu yang cukup untuk saya menulis. Saya lalu membacanya selembar demi selembar. Saya bilang buku ini dahsyat dan menggugat kemapanan tradisi beragama dan berpikir. Meski begitu ujung ceritanya dia mengajak berdamai, melalui cinta. Buku ini telah memberi saya pengetahuan tentang istilah-istilah sains baru yang tak saya pahami sebelumnya. Sesudah merenung saya akhirnya memberanikan diri untuk menulis ini, apapun yang terjadi.

Denny JA seperti tengah galau dan menyimpan sangat lama gelisah dan gundah yang menghimpit relung hati . Ia telah membaca sejumlah hasil riset ilmiah yang menakjubkan. Lalu ia merefleksikan bahwa manusia hari ini tengah dilanda kegelisahan, kecemasan dan keguncangan spiritual. Agama yang berpuluh abad lampau dipercaya mampu menyelesaikan sirkuit kemelut hidup dan menjanjikan kebahagiaan manusia bukan hanya telah gagal dan mengecewakan. Ia malahan justeru memenjarakan, membodohi dan acap merusak tatanan sosial yang damai.

Agama dalam banyak sejarah manusia sering terlibat atau dilibatkan dalam memporakporandakan sistem relasi kemanusiaan. Permusuhan dan perang atas nama agama masih berlangsung di berbagai komunitas dunia, sampai hari ini, bahkan justeru terjadi di tempat-tempat di mana agama-agama lahir, dalam situasi yang mengerikan. Agama tak lagi diandalkan menciptakan kedamaian dan kenyamanan, sebuah kondisi yang didambakan setiap manusia.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja
  • Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia
  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Baca Juga:

Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Dengan berbekal temuan-temuan ilmiah yang dikutipnya, Denny seakan sedang mengekspresikan kekecewaannya terhadap agama, terutama agama-agama besar yang populer, Yahudi, Nasrani, Islam dan Hindu. Meski masih dipeluk oleh mayoritas penduduk bumi manusia, tetapi mereka dipandang tak lagi memberi makna hidup yang membahagiakan.

Dari realitas ini Denny seakan tak ingin lagi berpaling kepada agama. Ia lalu melihat dengan penuh kekaguman upaya-upaya manusia, homo sapiens, berbekal potensi akal dan ruhnya, mencari dan terus berkelana menyusuri jalan tanpa henti untuk menemukan cahaya kebahagiaan. Pada setiap periode sejarah manusia, homo sapiens, yang sudah berlangsung beribu tahun itu selalu saja ditemukan alat, mekanisme dan cara baru yang lebih baik, lebih canggih dan menakjubkan.

Seluruh upaya ini dipandang bisa membentangkan jalan mudah bagi hidupnya. Penemuan sains baru nan spektakuler dan tak pernah terbayangkan sebelumnya, seperti Neuroscience, Artificial Intelligence, Face Transplant dan Internet of Everything untuk sementara waktu terlihat bisa menjawab kegelisahan sekaligus meringankan dan mensejahterakan hidup manusia.

Revolusi Ilmu pengetahuan dan Sains yang berbasis pada akal intelek berikut produk-produknya itu telah mampu memberikan jalan untuk mengatasi sirkuit kemelut hidup tanpa harus mengacu pada fatwa-fatwa agama yang usang, tak relevan, bahkan menjerat leher. Kini, kata Denny, berita gembira bisa dikumandangkan. Pesan bahagia bisa disuarakan, mulai dari kampung di atas bukit hingga pasar di tengah-tengah kota.

Denny menyampaikan deklarasi jalan baru, bukan agama, untuk dunia hari ini : “Wahai manusia, ilmu pengetahuan sudah menyimpulkan. Apapun warna kulitmu, asal negaramu. Bagaimanapun tingkat pendidikan dan status ekonomimu.
“Wahai manusia, riset sudah membuktikan lagi dan lagi. Apapun agamamu, etnikmu, kepercayaanmu. Semua kamu bisa hidup bermakna dan bahagia.”

Tetapi apakah dengan begitu, segala impian manusia untuk hidup bahagia, telah tercapai dan selesai? Denny dengan jujur menyebut sejumlah kengerian dan petaka baru yang dialami masyarakat yang dianggap telah mencapai kebahagiaan dan “telah selesai’ itu. Beberapa peristiwa yang mungkin tak dinyana di antaranya justeru munculnya realitas baru yang tak membahagiakan.

Bunuh diri, obesitas dan kesepian merebak dan terus menghantui manusia. Lebih dari 1 juta orang bunuh diri setiap tahun. Kematian akibat obesitas berlipat-lipat daripada mati kelaparan dan rasa sepi yang terus menggamit relung hati dan menyiksa. Ini, kata Denny adalah ironi peradaban post materialisme. Ketika kemakmuran materi melimpah, semakin banyak yang bunuh diri. Ini situasi jiwa yang mengalami putus asa dan menyiksa. (bersambung)

Tags: agamaCintakebahagiaankemanusiaanKesalinganKesetaraanmanusia
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Imam Malik

Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

28 Maret 2023
Flexing Ibadah

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

28 Maret 2023
Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Batasan Sakit yang Membolehkan tidak Puasa

Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?

27 Maret 2023
Propaganda Intoleransi

Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tradisi di Bulan Ramadan

    Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist