• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Praktik Monogami Nabi Muhammad Saw dalam Buku Pandangan Islam tentang Poligami

Bahkan yang sangat penting dan inti dari pernikahan Nabi Saw bersama Khadijah adalah praktik pernikahan yang penuh kesetiaan atau monogami.

Siti Robiah Siti Robiah
21/06/2023
in Buku
0
Poligami

Poligami

977
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul buku : Pandangan Islam Tentang Poligami

Penulis : Dr. Musdah Mulia, MA, APU

Jumlah Halaman : 70 Halaman

Penerbit : Lembaga Kajian Agama dan Jender, Solidaritas Perempuan dan The Asia Fondation.

Cetakan : Cetakan Pertama Desember 1999

Mubadalah.id – Buku “Pandangan Islam tentang Poligami” merupakan salah satu dari sekian banyak buku karya Musdah Mulia. Bagi saya buku ini sangat menarik karena mampu memotret realitas di masyarakat yang sering menganggap poligami adalah ajaran Islam.

Isu poligami memang masih menjadi perdebatan sejak lama. Perbedaan pendapat datang dari berbagai kelompok. Di mana terdapat kelompok yang secara keras menolak, karena dalam pernikahan poligami akan terjadi tindakan diskriminatif terhadap perempuan. Sebagian ada yang membolehkan dengan memenuhi persyaratan yang ketat dan kelompok ketiga ialah yang menganggap poligami sebagai ajaran agama dan Sunnah Nabi Saw.

Maka dari itu, di dalam buku ini mencoba menjelaskan poligami dari perspektif Islam secara luas namun dikemas dengan sederhana.  Walaupun hanya terdiri dari 70 halaman buku ini tetap memberikan makna yang mendalam. Lewat buku ini kita akan memahami poligami dari makna dan sejarahnya, pembahasan poligami dalam prespektif Islam, berbagai implikasi poligami, serta kritik terhadap kebijakan pemerintah mengenai poligami.

Sebelumnya perlu kita ketahui, penulis buku, Musdah Mulia merupakan aktivis hak perempuan Indonesia dan profesor agama. Ia lahir di kabupaten Bone Sulawesi Selatan pada 3 Maret 1958. Musdah menjadi perempuan pertama yang diangkat sebagai profesor riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini, ia menjadi dosen pemikiran politik Islam di Pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kehidupan Pernikahan Nabi Muhammada Saw

Pada tulisan kali ini, saya tidak akan membahas secara keseluruhan isi buku, namun ada satu tema yang menarik perhatian saya yaitu kehidupan pernikahan Nabi Muhammad Saw.

Baca Juga:

Tafsir Sakinah

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Dalam tema ini, saya tertarik untuk membahasnya karena dalam praktik pernikahan Nabi Saw seringkali pernikahan Nabi Saw dengan para perempuan menjadi alasan pembenaran dalam melakukan poligami.

Bahkan sebagian orang menggunakannya sebagai dalih bahwa praktik poligami sebagai bentuk kesunnahan. Karena Nabi Saw melakukan hal itu, maka umatnya pun berhak melakukan hal yang sama.

Padahal praktik poligami Nabi Saw tidak bisa disamakan dengan realita zaman sekarang. Musdah Mulia menjelaskan dalam buku ini kehidupan pernikahan Nabi Muhammad Saw dengan detai alasan dan tujuan dari setiap pernikahannya.

Menurut Musdah Mulia, sebelum memahami makna poligami Nabi Saw hendaknya kita harus memahami perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. Misalnya, melalui pernikahan Nabi Saw dengan Khadijah binti Khuwalid.

Dalam beberapa catatan, pernikahan Nabi Saw dengan Khadijah merupakan salah satu praktik kesetiaan Nabi Saw kepada Khadijah, atau kita mengenalnya dengan monogami. Karena selama bersama Khadijah, Nabi Saw betul-betul setia. Bahkan praktik monogami berlangsung selama 28 tahun usia pernikahan keduanya.

Dengan praktik monogami Nabi Saw ini, kata Musdah Mulia, lebih lama dibandingkan dengan praktik poligami. Karena setelah Khadijah wafat, Nabi Saw baru menikah lagi, itupun saat usia Nabi Saw menginjak 54 tahun, dan setalah itu, Nabi meninggal di usia 63 tahun.

Artinya, yang menjadi sunah Nabi Saw menurut saya adalah praktik monogaminya, bukan poligaminya. Karena jika melihat dari rentan waktu saja, yang Nabi Saw lakukan adalah dengan monogami bukan poligami.

Menjadikan Khadijah sebagai Mitra

Dalam kehidupan rumah tangga bersama Khadijah, Nabi Saw sangat memperlakukan Khadijah bukan sebagai objek atau bawahan, melainkan sebagai mitra dialog untuk saling berbagi cerita dan keluh kesah, terutama di masa awal saat Nabi Saw, Allah Swt menjadi rasul.

Bahkan keharmonisan rumah tangga Nabi Saw, menurut Musdah Mulia, karena Khadijah adalah sosok perempuan yang memiliki penuh kewibawaan dan cinta kasih. Bersama Khadijah lah Nabi Saw menemukan tempat berteduh dan mengadu, tempat berbagi suka dan duka.

Maka dari itu, ketika Khadijah wafat, Nabi Muhammad Saw benar-benar merasakan kehilangan yang mendalam. Nabi bukan saja kehilangan seorang istri yang amat ia cintai, melainkan juga mitra dialog dan sahabat seperjuangan.

Oleh karena itu, pernikahan Nabi Saw dengan Khadijah, menurut Musdah Mulia sangat dipenuhi dengan prinsip keadilan. Keduanya, hidup dalam pernikahan yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

Bahkan yang sangat penting dan inti dari pernikahan Nabi Saw bersama Khadijah adalah praktik pernikahan yang penuh kesetiaan atau monogami. Maka dari itu, mari kita sebagai umat Nabi Saw untuk menjadikan praktik monogami sebagai salah satu teladan yang telah Nabi Saw ajarkan. Karena dengan monogami menjadi salah satu potret teladan dalam memuliakan perempuan dalam pernikahan. []

Tags: bukuislamMonogamiNabi Muhammad SAWpandanganpoligamiPraktik
Siti Robiah

Siti Robiah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Novel Cantik itu Luka

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

27 Juni 2025
Fiqhul Usrah

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

25 Juni 2025
Hakikat Berkeluarga

Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun

23 Juni 2025
Fiqh Al Usrah

Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

21 Juni 2025
Membangun Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga yang Berdimensi Akhlak Mulia

20 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID