Mubadalah.id – Persoalan sampah plastik di Indonesia masih menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan. Salah satunya karena penggunaan plastik secara berlebihan. Maka kita perlu melakukan diet plastik. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi sampah plastik akibat gaya hidup yang ingin praktis.
Pencegahan yang lebih serius melalui diet plastik ini, agar penggunaan plastik berkurang. Pencegahan tersebut bukan hanya menekan pemakaian plastik oleh individu, melainkan juga keterlibatan pelaku usaha. Tercatat dalam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik.
Hal tersebut karena minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap dampak yang timbul dari sampah plastik. Selain itu, karena sampah plastik butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk bisa terurai kembali.
Dampak Sampah Plastik
Akibatnya, dapat berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar. Seperti, terjadinya pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem makhluk hidup, banjir, dan sebagainya. Padahal, kita sebagai manusia Allah Swt utus untuk menjaga, memanfaatkan, mengelola, dan memelihara kelestarian alam dan lingkungan sekitar agar terjaga dengan baik.
Karena lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia, sehingga harus kita anggap sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk kita hormati Maka yang kita butuhkan adalah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan yang ada di sekitar. Salah satunya dengan diet plastik.
Sebagai khalifah (pemimpin), manusia harus mengikuti dan mematuhi semua hukum Allah, termasuk tidak melakukan kerusakan terhadap sumber daya alam yang ada. Harus bertanggung jawab terhadap keberlanjutan kehidupan di bumi. Bumi Allah tundukkan untuk menjadi tempat tinggal manusia.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 41-42 bahwa Allah Swt berfirman:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
“Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-Rum: 42)
Hukum Membuang Sampah Sembarangan
Sementara, menurut hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2019 di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Februari yang lalu menetapkan: Haram hukumnya membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik, apabila nyata-nyata (tahaqquq) atau terduga (dzan) membahayakan lingkungan.
Sedangkan membuang sampah sembarangan hukumnya makruh apabila kecil kemungkinannya (tawahhum) membahayakan lingkungan. Senada dengan itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga pernah mengeluarkan putusan fatwa tentang haramnya membuang sampah. Hal itu tertuang dalam Fatwa MUI No 41 Tahun 2014 tentang Pengelolan Sampah untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan. Salah satu fatwanya berbunyi:
Membuang sampah sembarangan dan/atau membuang barang yang masih bisa kita manfaatkan untuk kepentingan diri maupun orang lain hukumnya haram. Oleh sebab itu, mari kita kurangi penggunaan sampah plastik dengan langkah sederhana.
Langkah Sederhana Diet Plastik
Berikut ini langkah sederhana diet plastik yang bisa dilakukan untuk membuat lingkungan yang lebih sehat, yakni sebagai berikut;
1. Menggunakan kotak bekal
Kotak bekal biasa kita gunakan untuk membawa bekal dari rumah atau sebagai wadah saat membeli makanan. Membawa bekal dapat menjadi pilihan untuk mengurangi jajan dan makan yang kurang sehat. Kita akan lebih mudah mengontrol bahan masakan agar terjaga kebersihannya.
2. Membawa botol minum
Membawa botol minum atau tumbler dalam berkegiatan merupakan hal yang praktis. Pengunaan tumbler secara rutin lebih hemat dibandingkan dengan membeli kemasan di luar. Selain itu, dapat ikut berpartisipasi mengurangi polusi sampah plastik yang bertahan lama di bumi yang sulit terurai.
3. Menggunakan sedotan stainless atau bambu
Penggunaan sedotan stainless atau bambu akan berdampak besar pada pengurangan sedotan plastik. Sedotan stainless memiliki banyak manfaat yang dapat kita nilai ramah lingkungan dan dapat kita gunakan secara berkelanjutan atau jangka panjang. Sebab, sedotan plastik pada akhirnya menjadi sampah tidak terurai selama ribuan tahun.
4. Pilih kemasan berbahan kertas atau kardus
Memilih menggunakan bahan kertas dan kardus lebih mudah kita daur ulang dibandingkan dengan plastik. Artinya, kamu dapat ikut membantu menjaga lingkungan. Selain itu, kardus atau kertas yang dapat hancur lebih ramah lingkungan dibandingkan kemasan plastik maupun styrofoam yang tidak dapat hancur dan menjadi sampah.
5. Membawa tas lipat atau belanja saat bepergian
Membawa tas lipat atau belanja saat bepergian merupakan cara paling mudah mengurangi sampah plastik. Seperti yang sudah saya paparkan di atas bahwa sampah plastik merupakan limbah yang sulit terurai. Bayangkan berapa plastik yang sudah kita pakai saat tidak menggunakan tas lipat.
6. Mendaur ulang
Daur ulang merupakan salah satu cara untuk memodifikasi sampah atau barang bekas menjadi barang baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Adapun jenis sampah yang dapat kita daur ulang, seperti plastik bekas, botol bekas, kertas bekas dan lain sebagainya. Artinya, dengan mendaur ulang, berarti sudah ikut berkontribusi mengurangi sampah plastik.
Demikian beberapa tips diet plastik demi lingkungan yang lebih sehat. Yuk, menjadi bagian agent of change dalam mengurangi sampah plastik. Semoga bermanfaat. []