• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perjalanan Manusia adalah Bagian dari Proses Belajar

Perjalanan, dalam artian apa pun, jalan-jalan, liburan, atau memang kita niatkan untuk suatu kepentingan tertentu, maka bisa kita maknai sebagai suatu proses belajar menjadi hamba

Daniel Osckardo Daniel Osckardo
10/12/2022
in Hikmah
0
Perjalanan Manusia

Perjalanan Manusia

464
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Selain ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk memaksimalkan akal, Al-Quran juga memuat banyak ayat tentang persuasi untuk melakukan perjalanan. Perjalanan itu sendiri adalah bagian dari kegiatan berpikir dan belajar. Dalam Al-Quran terdapat ayat berbunyi “….karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” [Qs.Ali-Imran (3):137] dan ayat-ayat lain yang semisalnya.

Rasulullah sendiri melakukan perjalanan dari Makkah ke Yatsrib (Madinah). Begitu pun para sahabat, ahli hadist, ahli fiqih, ulama dari kalangan tabi’in, tabi’ tabi’in, dan seterusnya. Salah satu bait syair indah yang disampaikan oleh Imam Asy Syafii berbunyi, “Pergilah (safar), maka kamu akan menemukan orang seperti yang kamu tinggalkan.” (Muhammad Ibrahim Salim (pen), Syarah Diwan Imam Syafii, 2019).

 Terdapat tiga aspek penting dalam setiap ayat Al-Quran yang berbicara tentang perjalanan (safar). Ketiga aspek itu terdiri atas anjuran melakukan perjalanan, membaca serta memikirkan tentang tanda-tanda kebesaran Allah (tafakkur), dan mengambil pembelajaran (ibrah) dari setiap pengalaman yang dilalui.

Makna Perjalanan dalam Islam

Artinya perjalanan dalam Islam bukan hanya mengandalkan aspek kesenangan semata. Perjalanan kita lakukan untuk suatu tujuan, yakni melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan mengambil pembelajaran dari proses yang kita lalui.  Ada begitu banyak pelajaran yang dapat kita petik dalam melakukan perjalanan jika seseorang menyadari aspek yang lain di luar kesenangan dalam proses-proses yang kita lalui.

Ada banyak motif dan alasan untuk melakukan sebuah perjalanan. Untuk pergi hura-hura, untuk mendapatkan pemandangan, perjalanan dinas, penelitian, dan sebagainya. Kendati demikian, seorang hamba harus memiliki mata yang selalu mengamati, telinga yang selalu mendengar, dan perasaan yang peka, sekali pun niatnya bepergian adalah untuk bersenang-senang

Baca Juga:

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Seseorang yang melakukan perjalanan semestinya tetap menjadikan indra-indra mereka sebagai alat untuk menangkap dan membaca realita sosial. Membaca buku itu penting. Tapi membaca masyarakat, alam, kehidupan juga tidak kalah penting. Manusia tidak mungkin untuk terlepas dari lingkungan sosialnya sendiri. Hanya dengan cara seperti itu manusia dapat hidup.

Agak terasa sia-sia jika suatu perjalanan hanya untuk bersenang-senang.

Membaca tanda-tanda kebesaran Allah

Allah Swt telah berfirman, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Quran) itu adalah benar..” [Qs. Al-Fushilat (41): 53].

Perjalanan (safar) adalah momentum seorang hamba untuk lebih mengenal Allah jika dilakukan dengan maksimal. Perjalanan, dalam artian apa pun, jalan-jalan, liburan, atau memang kita niatkan untuk suatu kepentingan tertentu, maka bisa kita maknai sebagai suatu proses belajar menjadi hamba. Tatkala seseorang mengecilkan diri dia sendiri, di sanalah hadirnya Allah sangat terasa.

Perjalanan manusia bisa menjadi ajang dalam membaca ayat-ayat kauniyyah. Ayat-ayat yang tidak tertulis di dalam Al-Quran (ayat-ayat qauliyyah). Tapi, ayat-ayat yang dijadikan oleh Allah dalam kehidupan, di seluruh alam semesta dan pada diri manusia itu sendiri. Ini adalah ayat-ayat yang menunjukkan kebesaran Allah. Ayat juga bisa kita artikan sebagai tanda, yaitu tanda keagungan Allah swt.

Tugas seorang hamba adalah mengenal Allah dari tanda-tanda ini. Allah adalah perbendaharaan yang tersembunyi. Ia ingin kita kenali, kita dekati, dan kita pahami. dalam ayat-ayat ini, alam semesta dan jiwa manusia itu sendiri tidak lain merupakan clue yang Allah berikan. Bersamaan dengan itu, Allah memberikan akal dan selalu mengingatkan manusia untuk menyelesaikan tanda tanya tersebut dengan akal, afalaa tafakkaruun?

Jika memungkinkan, lakukanlah perjalanan untuk tujuan menjadi hamba. Tidak perlu jauh, tapi dalam setiap langkah hendaknya kita niatkan untuk membaca tanda-tanda kebesaran Allah. Dengan banyaknya kita membaca ayat-ayat Allah yang terdapat di segenap penjuru, akan menjadikan kita sebagai hamba yang berwawasan lebih luas, yang senantiasa bersyukur. Wallahu ‘alam bi shawwab. []

      

 

Tags: alamHikmahjiwakehidupanmanusiaPerjalananSemesta
Daniel Osckardo

Daniel Osckardo

Penulis merupakan alumni S1 Hukum Tatanegara (Siyasah Syar'iyyah), Fakultas Syari'ah, UIN Imam Bonjol Padang. Memiliki minat kajian pada topik-topik filsafat, politik, hukum, dan keislaman. Saat ini menetap di Yogyakarta, dan aktif menulis esai populer di beberapa media

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID