Mubadalah.id – Sebanyak 14 media alternatif perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia sepakat untuk memperjuangkan media dan teknologi digital yang ramah gender serta inklusif pada Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day / IWD), 8 Maret 2023.
Keempat belas media alternatif perempuan tersebut yakni Konde.co, Bincang Perempuan, Digitalmama.id, JalaStoria.id, Jurnal Perempuan, Katong NTT, LivE Bengkulu, Perempuan Berkabar, Perempuan Berkisah, Srikandi Lintas Iman, Suluh Perempuan, Tentangpuan, Mubadalah, dan Femini.id.
Media-media alternatif tersebut berbasis di berbagai wilayah di antaranya Aceh, Bengkulu, Jakarta, Bandung, hingga NTT.
Dalam peringatan Hari Perempuan Internasional 2023, UN Women mengambil tema DigitALL: inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender karena masih banyaknya kesenjangan gender dalam teknologi.
Oleh karena itu, media-media alternatif perempuan menilai kemajuan teknologi digital semestinya inklusif.
“Kami lahir dari keprihatinan terhadap konten-konten isu perempuan di media yang belum dianggap penting dan diberitakan sensional, serta kebijakan yang belum ramah gender dan inklusif.”
“Kami percaya digitalisasi yang inklusif akan membawa perubahan pada posisi perempuan yang lebih baik, termasuk di media.”
Selain itu, keempat belas media perempuan juga telah bersepakat untuk memperjuangkan:
Pertama, teknologi yang inklusif dan non-diskriminatif. Kedua, konten media berperspektif gender dan inklusif.
Ketiga, ruang redaksi yang ramah gender dan kesejahteraan jurnalis dan keempat, stop segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan sensasionalisme terhadap perempuan.
Perjuangan tersebut media-media alternatif perempuan lakukan di tengah berbagai tantangan internal di antaranya memperluas pembaca, krisis finansial. Hingga pentingnya perbaikan managemen.
Perjuangan dan tantangan itu menguatkan kebutuhan kolaborasi antara sesama media perempuan.
Saat ini ke-14 media alternatif perempuan tersebut berkumpul dan sepakat untuk berkolaborasi dalam berbagai aspek. Hal itu agar media-media alternatif perempuan dapat berkelanjutan dan kuat menghadapi berbagai ancaman di masa depan. (Rilis)