• Login
  • Register
Senin, 20 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Bule yang Anti Body Shaming dan Sejarah Mulanya

Body shaming masih terus dilakukan di kalangan Asia. Bahkan Korea yang mana seringkali kita puji kecantikan dan ketampanannya pun masih merasa kurang putih

mahdiyaazzahra mahdiyaazzahra
08/03/2023
in Personal
0
Body Shaming

Body Shaming

591
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kemarin saya menonton tayangan seorang bule yang mengajar Bahasa Inggris via youtube. Dan postingannya kala itu membahas tentang hidung pesek. Setelah ia berkeliling negara Asia, ia baru sadar bahwa hidung pesek itu dianggap jelek sehingga sering diejek (body shame).

Bule itu mengatakan bahwa mereka –orang Barat– tidak pernah mempermasalahkan hidung pesek. Bagi mereka hidung pesek itu biasa, dan justru terlihat cute. Tentu ini gagasan baik, tujuannya agar orang Asia berhenti mempermasalahkan hidung pesek.

Tapi  jauh di masa penjajahan dahulu, hidung pesek tidak sesederhana ejekan manusia yang tidak bersyukur. Standar kecantikan dan ketampanan dunia sejak dahulu adalah tinggi, putih, mancung, langsing. Meskipun sekarang banyak orang mulai mendobraknya, namun pemikiran ini masih tetap ada.

Body shaming masih terus dilakukan di kalangan Asia. Bahkan Korea yang mana seringkali kita puji kecantikan dan ketampanannya pun masih merasa kurang putih. Mereka membuat berbagai produk agar bisa memutihkan kulit. Mereka juga mengembangkan operasi plastik yang canggih agar banyak orang bisa berubah menjadi cantik dan tampan sesuai standar yang ada sejak dahulu.

Daftar Isi

    • Darimanakah standar ini muncul?
  • Baca Juga:
  • Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad
  • Pada Masa Pra-Islam, Perempuan Menjadi Manusia Paling Lemah dan Tidak Dihargai
  • Kemanusiaan Perempuan
  • Manusia Adalah Makhluk Tuhan yang Terhormat
    • Ejekan
    • Dampak Penjajahan
    • Merdeka
    • Bangsa yang Dijajah

Darimanakah standar ini muncul?

Kita sadari atau tidak standar ini muncul karena orang-orang Barat menjajah negara-negara Asia dan Afrika. Mereka yang notabene putih, tinggi, mancung, sejak dari lahir bisa dengan mudahnya menduduki sebuah kawasan dan menjadi tuan. Mereka bisa memperbudak penduduk asli yang diduduki tanpa membayar. Selain itu, mereka juga bahkan menggunakan berbagai sumber daya alam milik penduduk setempat dan mengaku bahwa itu semua miliki mereka.

Baca Juga:

Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad

Pada Masa Pra-Islam, Perempuan Menjadi Manusia Paling Lemah dan Tidak Dihargai

Kemanusiaan Perempuan

Manusia Adalah Makhluk Tuhan yang Terhormat

Pada akhirnya para penduduk yang terjajah berpikir bahwa jika mereka memiliki paras seperti penjajah, mungkin mereka tidak akan mereka jajah. Mungkin mereka akan masuk dalam jajaran penjajah atau tuan. Hampir di seluruh dunia, kulit coklat, hitam, pendek, dan pesek pasti terjajah. Mereka tidak mendapat kesempatan untuk bebas dan merdeka.

Ada beberapa penjilat yang kemudian berpenampilan seperti penjajah. Hal ini menjadi kebanggaan bagi mereka. Yang penting mereka tidak menderita. Akhirnya standar kecantikan dan ketampanan pun muncul karena semua orang benci terjajah.

Ejekan

Berawal dari penjajahan itu, mereka yang berbeda menjadi bahan ejekan. Bahkan rambut keriting di tengah rambut lurus pun diejek. Hidung yang sangat pesek, kulit yang hitam disebutnya oli, badan pendek disebut cebol, dan sebagainya. Padahal penduduk asli Indonesia dan Asia memang seperti itu. Tidak ada bedanya dengan body shaming yang seringkali kita temui hari ini.

Kulit coklat, badan pendek, hidung pesek. Jika pun ada yang tidak begitu, mereka biasanya mengalami percampuran dengan ras lain. Maka sangat aneh jika penduduk yang sebenarnya semuanya sama, lalu saling mengejek pada yang lainnya.

Dampak Penjajahan

Hal ini tentunya terjadi karena adanya penjajahan di masa lalu. Maka saya hanya mengernyitkan dahi ketika bule heran dengan sikap ini. Bukankah semua ini kita mulai dari ras mereka yang suka menjajah dan menyiksa penduduk Asia dan dunia?

Lalu, bukankah ejekan-ejekan mereka yang merasa levelnya tinggi dan kami rendah yang membuat semua ini terjadi? Dan, bukankah sikap mereka yang merendahkan dan memperbudak orang Asia yang membuat semua orang Asia enggan terlihat jelek (berbeda dari Barat)?

Jujur saja, sangat sulit menghapuskan budaya ini karena sejarah tidak akan pernah berubah. Penjajahan di masa lalu tidak bisa terhapuskan dari sejarah. Bagaimana sejarah kelam yang mengakibatkan budaya body shame ingin segera kita hapuskan?

Merdeka

Mungkin jika seluruh manusia sudah merasakan kemerdekaan hakiki, body shaming itu bisa berhenti. Masalahnya apakah penjajahan fisik sudah berhenti, lantas penjajahan mental tidak berhenti?

Bukankah kami semua tetap terjajah melalui krim-krim pemutih, alat pemancung hidung, alat peninggi badan. Bukankah mereka terus menciptakan mitos agar orang-orang Asia terpenjara dalam keadaan tidak aman dan tidak berharga?

Bangsa yang Dijajah

Namun bukan tidak mungkin semua itu kita capai. Bangsa yang terjajah harus terus belajar, mengedepankan kualitas intelektual, bukan penampilan. Bangsa yang dulunya terjajah harus berpikir kritis dan memiliki pemikiran yang mandiri. Siapkah kita membuka pikiran dan menghapuskan segala standar yang dibuat oleh penjajah? []

Tags: Body Shamingkeberagamanmanusiamitos standar kecantikantoleransi
mahdiyaazzahra

mahdiyaazzahra

Mompreneur Pengajar tahsin Gusdurian Riau

Terkait Posts

Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga: Benarkah Pengangguran?

17 Maret 2023
Patah Hati

Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!

16 Maret 2023
Perempuan Pemimpin

Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan

15 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rethink Sampah

    Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an
  • Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist