• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Nabi tidak pernah merendahkan dan menyakiti orang yang berbeda dengannya. Justru Nabi mencontohkan bahwa kasih sayang harus diberikan pada setiap manusia. Laki-laki maupun perempuan. Muslim maupun non-muslim

Muhibbatul Hasanah Muhibbatul Hasanah
28/03/2023
in Publik
0
Sittin al-‘Adliyah

Sittin al-‘Adliyah

665
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada Jum’at 24 Maret 2023 merupakan pertemuan pertama ngaji kitab Sittin al-‘Adliyah karya Kiai Faqihuddin Abdul Kodir. Kitab ini merupakan kumpulan hadis shahih tentang hak-hak perempuan dalam Islam.

Sesi ngaji kali ini, kami ditemani oleh Ibu Nurul Bahrul Ulum selaku guru yang membahas kitab Sittin al-‘Adliyah secara mendalam dan menarik. Selain diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Ibu Nurul juga mengajak kami untuk mendiskusikan teks-teks hadis tersebut dan dikaitkan dengan realitas sosial di lingkungan kita masing-masing.

Meskipun secara general, hadis-hadis dalam kitab ini membahas tentang hak-hak perempuan. Tetapi dalam bab pertama, terdapat lima hadis shahih tentang prinsip Islam dalam berelasi. Baik berelasi antara manusia, maupun berelasi dengan makhluk Allah Swt.

Salah satu hadis yang saya ingat dalam bab pertama adalah hadis tentang relasi kesalingan dalam menebar kasih sayang. Teks hadis tersebut ialah:

Dari Abu Hurairah Ra. Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.” (Shahih Bukhari)

Baca Juga:

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

Dari Emosi Menjadi Empati: Seni Merawat Hubungan dengan Hati

Prinsip Demokrasi dalam Islam

Hadis tentang Pentingnya Kasih Sayang kepada Anak

Teks hadis ini tengah menegaskan pada kita tentang sifat timbal balik dalam ajaran kasih sayang. Jadi, ketika kita ingin menerima hal postif, atau kasih sayang dari orang lain, kita juga harus memberikan kasih sayang pada orang tersebut. Inilah yang disebut dengan relasi kesalingan.

Kita tidak bisa hanya menerima kebaikan dari orang lain, tapi kita sendiri tidak melakukan kebaikan pada orang di sekitar kita.

Kasih Sayang

Teks hadis ini juga menegaskan bahwa kasih sayang adalah ajaran pokok dalam relasi sosial dan kemanusiaan. Dalam relasi keseharian, laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh kasih sayang.

Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang rahmatan lil ’alamin, yaitu agama yang memberikan rahmat atau kasih sayang pada seluruh alam. Tidak hanya pada laki-laki saja, tetapi juga pada perempuan.

Bahkan salah satu sifat Allah Swt adalah al-Rahman yaitu Maha Pengasih pada setiap hamba-Nya. Dengan begitu, semakin yakinlah bahwa Islam memang menganjurkan umatnya untuk saling menyayangi. Sebab, sebagaimana yang disampaikan Nabi dalam sabdanya “barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah Swt tidak akan menyayanginya.” (HR. Turmudzi).

Sejalan dengan itu, kasih sayang dalam Islam tidak hanya terbatas pada muslim saja, tetapi juga pada setiap manusia. Hal ini lah yang Nabi Muhammad Saw teladankan semasa hidupnya. Nabi tidak pernah merendahkan dan menyakiti orang yang berbeda dengannya. Justru Nabi mencontohkan bahwa kasih sayang harus diberikan pada setiap manusia. Laki-laki maupun perempuan. Muslim maupun non-muslim.

Hal ini tergambar dalam salah satu hadis Nabi. Rasulullah Saw bersabda “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Berkata Rasulullah, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (HR. ath-Thabrani).

Melalui teks ini Nabi sedang menegaskan bahwa kasih sayang itu tidak berbatas. Artinya sikap tersebut harus kita lakukan kepada siapapun, sekalipun pada orang yang berbeda dengan kita. Karena dengan sikap tersebutlah, kita juga akan mendapatkan kasih sayang dari Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw.

Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan kasih sayang, maka kita terlebih dahulu harus menebar cinta kasih pada orang-orang di sekitar kita. Itulah yang kita sebut dengan relasi saling, kita tidak hanya menerima, tapi juga memberi. []

Tags: kasihkitabprinsipsayangSittin al-‘Adliyahtimbal balik
Muhibbatul Hasanah

Muhibbatul Hasanah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Kritik Siti Hajar

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

8 Juni 2025
Jam Masuk Sekolah

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

7 Juni 2025
Iduladha

Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

7 Juni 2025
Masyarakat Adat

Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

7 Juni 2025
Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Siti Hajar

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

7 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Iduladha

    Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID