• Login
  • Register
Jumat, 20 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Makna Keadilan dalam Perkawinan Menurut Imam az-Zamaksyari

Implementasi keadilan yang paripurna adalah ketika setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, dipandang dengan hak yang sama, rasa yang sama, keinginan yang sama dan perlindungan yang sama.

Redaksi Redaksi
15/03/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Makna Keadilan

Makna Keadilan

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ajakan Imam az-Zamaksyari untuk memilih monogami dengan dasar prinsip keadilan. Ajakan ini seharusnya sudah bisa menghentikan perdebatan ulama mengenai makna keadilan. Apakah keadilan fisik atau keadilan non-fisik?

Al-Qur’an sendiri tidak menjabarkan makna keadilan tersebut, sehingga banyak orang mencoba memaknai sesuai dengan konteks masing-masing. Pada konteks di mana poligami masih menjadi tradisi dan budaya, keadilan akan ia maknai sebagai sesuatu yang bersifat fisik.

Karena sesuatu yang bersifat non-fisik, sangat tidak mungkin untuk bisa kita bagi secara adil. Perdebatan keadilan fisik dan non-fisik, pada saat ini sudah tidak relevan lagi.

Karena, pada praktiknya yang non-fisik pun seringkali melahirkan ketidakadilan fisik, di samping keadilan fisikpun tidak mudah menerapkannya pada tataran realitas sekarang.

Saat ini, kita sudah harus menegaskan bahwa keadilan adalah sesuatu yang prinsip, yang harus menjadi pertimbangan pilihan monogami atau poligami. Monogami-poligami adalah sesuatu yang parsial, yang tidak bisa mengangkangi prinsip dasar untuk berlaku adil, dengan tanpa membedakan laki-laki dan perempuan.

Baca Juga:

Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

Tanggung Jawab Pasangan Suami Istri dalam Menjaga Perkawinan

Bagaimana Mewujudkan Perkawinan yang Kokoh dan Penuh Kasih Sayang?

Praktiknya

Praktiknya, justru makna keadilan akan selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemungkinan, jika yang menjadi prinsip utama justru poligami harus diperbolehkan, apalagi dianjurkan.

Jika poligami diperkenankan menjadi prinsip utama, maka keadilan sebenarnya hanya merupakan suplemen belaka. Karena ketika poligami harus diperbolehkan, maka prinsip keadilan sebisa mungkin ditafsiri agar poligami tetap dilangsungkan dan diperkenankan.

Lebih dari itu, tidak sedikit orang yang memiliki kecenderungan poligami harus dipekenankan, justru menafikan perlunya keadilan dalam berpoligami. Menurutnya, keadilan bukan merupakan syarat, tetapi hanya sebatas komitmen laki-laki, yang praktik sepenuhnya hanya kepada laki-laki.

Aturan keadilan tidak seharusnya menyurutkan laki-laki dari rencana poligami. Karena keadilan fisikpun, jika maknanya adalah pembagian yang rata antar istri, adalah sesuatu yang tidak mungkin pada saat sekarang ini.

Kebutuhan antar istri pasti berbeda, apalagi dengan tingkat pendidikan yang berbeda, kebiasaan hidup yang berbeda dan tempat yang berbeda. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan, tidak mungkin disyaratkan dalam hal berpoligami, yang nyata-nyata diperkenankan.

Sekali lagi, karena prinsip dasar bagi orang-orang yang memiliki kecenderungan ini adalah bahwa poligami ‘wajib’ diperbolehkan. Dengan kecenderungan seperti ini, prinsip keadilan hanya menjadi pelengkap belaka. Bukan sebagai prinsip yang sesungguhnya.

Kecenderungan ini tentu saja mencederai penafsiran ulama klasik. Seperti az-Zamaksyari katakan, pokok persoalan ayat sebenarnya pada prinsip keadilan.

Dan implementasi keadilan yang paripurna adalah ketika setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, dipandang dengan hak yang sama, rasa yang sama, keinginan yang sama dan perlindungan yang sama. []

Tags: Imam az-ZamaksyariMakna Keadilanperkawinan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Dipaksa Menikah

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

19 Juni 2025
Perkawinan

Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

19 Juni 2025
Pasangan Hidupnya

Jangan Rampas Hak Perempuan Memilih Pasangan Hidupnya

19 Juni 2025
Sister in Islam

Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

18 Juni 2025
Kekerasan dalam

Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

18 Juni 2025
Pemukulan

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tastefully Yours

    Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Rampas Hak Perempuan Memilih Pasangan Hidupnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulasan Crime and Punishment: Kritik terhadap Keangkuhan Intelektual
  • Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya
  • Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur
  • Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Ibnu Khaldun sebagai Kritik atas Revisi Sejarah dan Pengingkaran Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID