• Login
  • Register
Senin, 27 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Chris Rock dan Alasan Mengapa Kita Membutuhkan Komedi

Setiap orang - di mana pun - selalu melihat komedi sebagai sarana untuk menyampaikan kritik, untuk mendapatkan ketenangan, kesehatan, tawa, juga membangun hubungan sosial yang baik

Fadlan Fadlan
12/03/2021
in Pernak-pernik
0
Komedi

Komedi

113
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Banyak yang mengatakan bahwa komedian adalah psikopat,” ujar komedian sekaligus novelis Jason Byrne. “Namun, percayalah, dengan komedi, kita akan jadi lebih dekat dengan diri kita yang sebenarnya.”

Mubadalah.id – Beberapa waktu yang lalu saya menonton stand up komedi Chris Rock yang berjudul “Total Blackout” yang dirilis 4 Januari 2021 kemarin di Netflix. Ini bukanlah stand up spesial perdananya di Netflix, namun merupakan versi lengkap dari stand up sebelumnya yang berjudul “Tamborine” yang rilis pada 2018 lalu.

Saya pernah sedikit mengulas komedi tersebut di tulisan saya sebelumnya. Seperti yang sudah saya harapkan, stand up Chris Rock selalu memberikan gagasan unik meskipun harus diakui – cukup kontroversial; Ada banyak hal yang ia kemukakan yang bertentangan dengan norma-norma umum. Misalnya bagaimana pandangannya tentang perilaku buli di sekolah.

Alih-alih menentang, ia justru mendukung perilaku buli di sekolah.

“Maksudku, sekolah harusnya mempersiapkan kita untuk menghadapi hidup. Hidup adalah intinya,” ujarnya. Rock berpikir bahwa buli di sekolah dapat membantu anak-anak untuk belajar tentang dunia yang sebenarnya sehingga mereka dapat belajar bagaimana cara menghadapi realitas dunia yang kejam kelak.

“Maksudku, bagaimana bisa sekolah tidak ada buli di dalamnya? Itulah mengapa banyak anak-anak gendut di sekolah, karena tidak ada yang mau mengambil uang jajan mereka. Kita membutuhkan buli, bro. Buli mengerjakan separuh pekerjaan dan guru mengerjakan separuhnya lagi. Dan hal tersebut akan kalian butuhkan kelak ketika kalian sudah bekerja,” tegasnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama
  • Ngaji Rumi: Patah Hati Dengan Dunia, Puasa Sebagai Obatnya
  • Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad
  • Kemanusiaan Perempuan

Baca Juga:

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

Ngaji Rumi: Patah Hati Dengan Dunia, Puasa Sebagai Obatnya

Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad

Kemanusiaan Perempuan

Tawa penonton pun meledak.

Tentu pandangan tersebut hanyalah candaan semata. Itulah yang unik dari komedi seperti ini. Terus terang saya sangat menikmati stand up ini. Rock mampu menjelaskan masalah-masalah sosial dengan lebih sederhana, unik, dan jenaka. Ia memberikan kita pandangan yang bahkan belum pernah kita pikirkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori komedi yang dikemukakan oleh Plato dan Hobbes, bahwa kita mustinya menertawakan hidup. Jika itu benar, apakah Rock adalah Socrates di dunia komedi?

Manfaat Komedi

Komedi selalu menawarkan kegembiraan dan tawa apabila kita tengah stres atau merasa tertekan. Lebih-lebih di tengah situasi pandemi seperti saat ini. Tertawa bisa menjadi terapi yang cocok – yang memungkinkan kita untuk membebaskan diri dari kesedihan dan depresi.

Beberapa ilmuwan bahkan percaya bahwa komedi dapat membantu kita untuk menenangkan pikiran agar kita dapat menghindari respon yang berlebihan – atas segala kecemasan-kecemasan kita laiknya guru bijak yang mampu mencairkan ruang kelas yang tegang.

“Komedi membutuhkan kemampuan berpikir yang melampaui kebiasaan dan kemampuan untuk melihat suatu hal yang orang lain tidak sadari,” kata psikolog Oxford, Victoria Ando.

Ia menambahkan: “Cara berpikir komedi memang berbeda dan cenderung inklusif. Hal ini mencerminkan kekritisan dalam proses berpikir.”

Ketika seluruh dunia tengah menghadapi krisis akibat pandemi global, barangkali ada gunanya jika kita memperhatikan bagaimana beberapa orang menghadapi kegelisahan mereka dengan komedi.

Mari kita ingat, segera setelah berita tentang korona merebak dan membuat banyak orang menjadi ketakutan dan gelisah, banyak meme-meme, cerita, komik, hingga video lucu yang muda kita jumpai di gawai kita. Yang mana bagi saya cukup untuk menjadi penghibur di tengah pandemi saat ini.

Manfaat humor sebagai terapi pikiran sudah diakui oleh banyak budaya di sepanjang sejarah manusia. Para dokter Abad Pertengahan di Eropa pun mendasari praktik mereka dengan prinsip Yunani kuno – bahwa keseimbangan tubuh bergantung pada apa yang mereka sebut sebagai “humor”. Mereka percaya bahwa kesehatan jasmani dan rohani membutuhkan keseimbangan yang harmonis dari “humor” ini.

Selain Yunani kuno, ada juga konsep serupa dalam tradisi pengobatan Tiongkok, yang mana mereka menghubungkan antara kesehatan seseorang dengan sesuatu dalam tubuh mereka yang dikenal sebagai qi – yang berarti energi atau esensi vital; Dengan komedi aliran qi kita akan menjadi lebih bebas dan tenang.

Bahkan saat ini, banyak psikolog atau ahli saraf yang menemukan bahwa ada keterkaitan antara komedi dengan kesehatan tubuh dan mental. Mereka menyatakan bahwa tawa dapat melepaskan suatu zat di otak yang dapat memperbaiki suasana hati dan juga dapat menguatkan mental kita terhadap berbagai macam tekanan.

Selain itu, komedi juga memiliki dimensi sosial. Telah terbukti bahwa tawa itu bisa menular. Lelucon dapat menghilangkan segala bentuk kecemasan, juga memperkuat hubungan antar sesama. Itulah mengapa banyak filsuf yang menilai pentingnya humor dalam hidup manusia, seperti Plato dan Nasruddin Hoja.

Dewasa ini bahkan komedi sudah menjelma dalam berbagai bentuknya – dari meme, hingga anekdot. Di sana setiap orang dapat menertawakan diri mereka sendiri. Hal ini berfungsi laiknya cermin yang dapat membantu kita untuk melihat kekonyolan hidup kita sendiri.

Di Rusia, satire politik dan komedi musik bahkan sudah menjadi kelaziman dan tak jarang dijadikan sebagai senjata ideologis selama era revolusi dan represi. Sementara di Afrika, peran komedi sangat bergantung pada cerita-cerita rakyat di benua tersebut.

Selain itu kita juga bisa menemukan bentuk komedi yang lebih halus di beberapa negara Asia. Di salah satu filmnya, raja komedi Hong Kong, Steven Chow, mencoba untuk memadukan komedi dengan ide cerita yang boleh dikata cukup eksentrik, terutama dalam film-film seperti “Kung Fu Hustle” atau “The God of Cookery”.  

Sementara itu Ang Lee dari Taiwan juga tidak kalah dalam menyajikan kualitas humornya yang lebih lembut sekaligus humanistik dalam “The Wedding Banquet” dan “Eat Drink Man Woman”. Jika komedi Lee menggambarkan nilai-nilai Konfusianisme mengenai etika ‘kegembiraan’, pendekatan Chow justru lebih mirip dengan ajaran Daois. Cukup filosofis memang. Inilah alasan mengapa Chris Rock mengatakan bahwa “komedi adalah filsafat yang terakhir.”

Namun terlepas dari bagaimana pandangan kita terhadap film-film atau tayangan-tayangan komedi tersebut, paling tidak hal ini menunjukkan bagaimana setiap orang – di mana pun – selalu melihat komedi sebagai sarana untuk menyampaikan kritik, untuk mendapatkan ketenangan, kesehatan, tawa, juga membangun hubungan sosial yang baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Victor Borge bahwa “dengan komedi, kita dapat menyatukan jiwa setiap orang dalam tawa yang sama.” []

Tags: humorkehidupankemanusiaanKomediPandemi Covid-19
Fadlan

Fadlan

Kontributor Mubadalah

Terkait Posts

Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Kesehatan Gigi dan Mulut

Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga

26 Maret 2023
Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

25 Maret 2023
agama

Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

25 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Akhlak dan perilaku yang baik

    Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik
  • Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama
  • Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist