• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

Dalam Islam, seorang buruh/tenaga kerja (laki-laki atau perempuan) berhak memperoleh makanan dan pakaian yang baik dengan ukuran yang cukup

Redaksi Redaksi
27/09/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kerja

Kerja

1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – AI-Qur’an dalam banyak ayat menegaskan bahwa kewajiban bekerja berlaku bagi manusia laki-laki dan perempuan.

Ini dikemukakan dalam banyak ayat. Tuhan sama sekali tidak membedakan antara keduanya. Tuhan juga menegaskan kewajiban berbuat keadilan dan melarang tindakan yang bersifat eksploitatif terhadap orang lain.

Al-Qur’an juga mendesak kaum muslimin untuk tidak menahan hak orang lain. Allah Swt. berfirman:

وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ۚ

Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi.” (QS. asy-Syu’araa’ (26): 183).

Baca Juga:

Pentingnya Komitmen Suami dan Istri dalam Kerja Domestik dan Publik

Tujuan Utama Rumah Tangga Menurut Al-Qur’an

Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

Dalam Islam, seorang buruh/tenaga kerja (laki-laki atau perempuan) berhak memperoleh makanan dan pakaian yang baik dengan ukuran yang cukup. Juga mereka tidak dibebani dengan pekerjaan di luar kesanggupan dan kemampuannya. Nabi Saw pernah mengatakan,

“Apabila kamu punya seorang pekerja, maka jika ia perlu istri, carikan istri baginya: jika ia tidak punya pembantu, usahakan pembantu untuknya: dan jika ia tidak punya tempat tinggal, sediakan tempat yang layak.”

Berbeda dengan apa yang disampaikan al-Qur’an, kebudayaan masyarakat kita sering kali menciptakan kondisikondisi yang tidak adil dan eksploitatif. Terutama terhadap orang-orang yang dipandang lemah atau sengaja dilemahkan.

TKW

Dalam kasus Indonesia mutakhir, banyak perempuan terpaksa bekerja di luar negeri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita), menjadi buruh di negeri orang, agar bisa tetap survive.

Jumlah mereka jauh lebih besar dari Tenaga Kerja Laki-laki. Ini adalah sebuah pengorbanan yang luar biasa kaum perempuan bagi keluarganya, termasuk untuk suaminya.

Akan tetapi, kenyataan menunjukkan sering kali keringat dan pengorbanan mereka dibalas dengan “penghargaan” yang menyakitkan.

Terlampau banyak kisah pekerja buruh migran perempuan yang menyayat hati dan melukai perasaan kemanusiaan.

Upah yang mereka terima bukan saja lebih rendah dari upah untuk laki-laki. Melainkan tubuh mereka juga dieksploitasi untuk kesenangan orang lain dan amat sering juga dengan cara-cara kekerasan, baik secara fisik, psikis, maupun seksual.

Boleh jadi kita kehilangan akal untuk mengerti bagaimana makhluk Tuhan berjenis kelamin perempuan ia hinakan dan rendahkan sedemikian rupa, padahal belum terbukti salah. Dan ini harus kita proses di pengadilan.

Nabi Muhammad Saw sendiri sepanjang hidupnya tidak pernah memukul istri maupun pembantunya, meski Nabi Saw kecewakan. Al-Qur’an menyatakan:

لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ

Artinya: “Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolokolokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolokolok)….” (al-Hujuraat (49): 11).

Realitas buruh dan pekerja perempuan tersebut memperlihatkan dengan jelas praktik-praktik ketidakadilan sekaligus penindasan manusia atas manusia. Ini tentu saja melanggar prinsip-prinsip Islam dan kemanusiaan.

Pelanggaran-pelanggaran ini pada gilirannya akan melahirkan krisis sosial yang jauh lebih luas dan dapat menghancurkan masa depart kemanusiaan sendiri.

Maka, adalah tanggung jawab kita semua untuk membebaskan ketidakadilan dan penindasan terhadap perempuan tersebut. []

Tags: al-quranhakkerjaTenaga
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID