• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Islam Ajarkan untuk Bersikap Toleransi dengan Mereka yang Berbeda Agama

Padahal Indonesia adalah salah satu negara yang diciptakan oleh Allah Swt dengan penuh keberagaman dan perbedaan. Sehingga dengan keberagaman dan perbedaan ini seharusnya kita rayakan dengan penuh suka cita.

Pitri Apipatul Milah Pitri Apipatul Milah
30/11/2023
in Publik
0
Toleransi

Toleransi

690
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin besar rasa toleransinya” itulah salah satu ungkapan yang pernah KH. Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur sampaikan.

Ungkapan tersebut bagi saya adalah salah satu tolak ukur bagi kita, bahwa sejauh mana sikap dan perilaku toleransi kita kepada semua umat beragama.

Di negara kita sendiri, kalau boleh kita sadar, masih banyak orang merasa terganggu dan benci kepada mereka yang berbeda agama. Bahkan di sejumlah daerah, kasus intoleransi masih terus banyak berkembang.

Merujuk survei Setara Institute di lima kota terpilih pada Januari-Februari 2023 menunjukkan jumlah pelajar intoleran aktif di SMA sederajat meningkat menjadi 5 persen. Angka ini mengalami peningkatan ketimbang hasil survei isu sama pada 2016 lalu 2,4 persen.

Survei tersebut bagi saya menjadi peringatan karena kasus intoleransi bukan lagi pada orang dewasa, melainkan setingkat pelajar SMA sekalipun ia sudah terpapar dengan virus intoleransi.

Baca Juga:

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

Tafsir Sakinah

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Dengan terpapar virus intoleransi sebanyak 5 persen artinya, banyak para pelajar kita di lima kota masih belum menerima keberagaman, dan perbedaan.

Padahal Indonesia adalah salah satu negara yang diciptakan oleh Allah Swt dengan penuh keberagaman dan perbedaan. Sehingga dengan keberagaman dan perbedaan ini seharusnya kita rayakan dengan penuh suka cita.

Keniscayaan

Karena keberagaman ini, menurut pandangan KH. Husein Muhammad adalah sebuah keniscayaan. Dengan begitu, kita tidak boleh melawan semua yang sudah ditakdirkan oleh Allah Swt.

Sehingga seluruh praktik intoleransi tersebut, bagi saya sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena dalam Islam, Nabi Muhammad Saw mengatakan dalam sebuah Hadis yang artinya, “Aku diutus Tuhan untuk membawakan agama yang lurus dan toleran.”

Pada kesempatan yang lain Nabi Muhammad Saw juga mengatakan, “Agama yang paling Tuhan cintai adalah agama hanif (yang lurus) dan toleran.”

Oleh sebab itu, apa yang menjadi ungkapan Gus Dur di atas, bagi saya hal tersebut menjadi salah satu hal penting yang untuk kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena subtansi yang paling inti adalah bagaimana kita memiliki sikap toleransi itu kepada semua orang.

Termasuk bukan hanya bagi sesama orang Islam, melainkan kepada seluruh umat beragama yang ada di Indonesia. Dengan begitu, pesan Nabi Muhammad Saw itu dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.

Lima Dasar Toleransi

Bahkan, salah satu ahli hukum Islam terkemuka dari Syiria, Syekh Wahbah Az-Zuhaili pernah mengatakan bahwa dasar-dasar toleransi dalam Islam meliputi lima hal:

Pertama, persaudaraan atas dasar kemanusiaan (Al-Ikha Al-Insani). Kedua, pengakuan dan penghormatan terhadap yang lain (Al-I’tiraf bi Al-Akhar wa Ihtiramuh).

Ketiga, kesetaraan semua manusia (Al-Musawah baina An-Nas Jami’an). Keempat, keadilan sosial dan hukum (Al-‘Adl fi At-Ta’amul).

Kelima, kebebasan yang telah tercatat undang-undang (Iqrar Al-Hurriyyal Al-Munazzamah).

Lima dasar toleransi Islam dari Syekh Wahbah Az-Zuhaili ini merujuk kepada sumber Islam yang otoritatif. Tentang persaudaraan kemanusiaan seperti dalam al-Qur’an:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Artinya: Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya. Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selali menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa’ ayat 1).

Maka dengan begitu, marilah kita sebagai umat Islam untuk terus melanjutkan seluruh pandangan dari Gus Dur, dan Buya Husein seperti di atas. Karena dengan melanjutkan, artinya kita juga menjalankan teladan yang Nabi berikan. []

Tags: agamaberbedaislamsikaptoleransi
Pitri Apipatul Milah

Pitri Apipatul Milah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID