• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah

Masyarakat Kita Beragam Agama, Saling Menghormati Menjadi Jalan Kerukunan Antarumat Beragama

Prinsip menghormati kehadiran umat agama lain yang hidup di sekitar kita, juga sejalan dengan pesan Nabi Muhammad SAW

Moh. Rivaldi Abdul Moh. Rivaldi Abdul
30/04/2024
in Publik
0
Kerukunan Beragama

Kerukunan Beragama

805
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kita semua tahu kalau tidak hanya ada satu agama, melainkan beragam agama yang eksis dalam masyarakat Nusantara. Keragaman merupakan suatu realitas kehidupan beragama di negeri ini.

Dalam kondisi masyarakat Nusantara yang multi-agama ini, sikap saling menghormati antarsatu pemeluk agama dan lainnya, itu penting dalam upaya menjaga kerukunan antarumat beragama. Tanpa sikap saling menghormati, keragaman kita rentan akan perpecahan.

Satu Masyarakat yang Multi-Agama

Pemeluk Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Khonghucu, hingga Penghayat, semua kita hidup bersama dalam satu masyarakat yang Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini, tidak ada yang paling berhak, yang ada kita semua sama-sama punya hak untuk hidup di negeri ini. Kita hidup sebagai satu masyarakat yang multi-agama dalam rumah bersama yang bernama Indonesia.

Sebagaimana Buya Syafii Maarif dalam Titik Kisar di Perjalananku menjelaskan bahwa, “…planet bumi ini bukan hanya untuk pemeluk Islam, tetapi untuk semua, apakah mereka beriman atau pun tidak. Semuanya punya hak yang sama untuk hidup dan memanfaatkan kekayaan bumi ini di atas dasar keadilan dan toleransi…. Jika ada gerakan agama atau politik yang ingin mengusir pihak lain dari muka bumi, maka mereka adalah musuh peradaban dan kemanusiaan yang harus dilawan.”

Jadi, berdasarkan pandangan Buya Syafii, semua kita–sebagai warga negara Indonesia–punya hak yang sama untuk hidup di negeri ini. Pandangan Buya Syafii itu tidak lepas dari perenungannya atas firman Allah SWT. Tepatnya, dalam al-Qur’an surah Yunus ayat 99;

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Manusia Bukan Tuan Atas Bumi: Refleksi Penggunaan Energi Terbarukan dalam Perspektif Iman Katolik

Noble Silence: Seni Menghormati Waktu Hening untuk Refleksi Keimanan

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”

Realitas masyarakat kita beragam. Dalam keragaman ini, bukan pemaksaan keberimanan, melainkan penampakan ekspresi beragama yang menghormati perbedaan. Itulah yang sejalan dengan prinsip Islam, sebagai agama yang membawa arti keselamatan dan kedamaian (salam) dalam namanya.

Prinsip menghormati kehadiran umat agama lain yang hidup di sekitar kita, juga sejalan dengan pesan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana saya kutip dari Buya Husein Muhammad dalam Islam: Cinta, Keindahan, Pencerahan, dan Kemanusiaan, bahwa orang Islam adalah orang yang kehadirannya membuat rasa aman orang lain.

Bersaudara dalam Perbedaan Agama

Laku beragama yang menghormati pemeluk agama lain, tentu bukan hanya ekspresi bagi Muslim untuk non-Muslim. Itu juga berlaku sebaliknya bagi non-Muslim untuk Muslim. Jadi, narasinya tidak sebatas pada Islam ramah, namun juga perlu ada Protestan ramah, Katolik ramah, Budha ramah, Hindu ramah, Khonghucu ramah, hingga Penghayat ramah kepada umat yang berbeda agama.

Narasi agama ramah itu penting. Sebab, budaya toleransi hanya dapat benar-benar wujud, jika masing-masing pihak umat beragama saling menghormati secara tulus dan siap untuk hidup berdampingan secara damai.

Buya Syafii dalam tulisannya memformulasikan sikap saling menghormati antarumat beragama ini dalam satu kalimat: Bersaudara dalam perbedaan dan berbeda dalam persaudaraan.

Sebagaimana penjelasan Buya Syafii, “Dengan formula ini, imanku rasanya tidak semakin lemah, malah semakin kokoh, sementara hubungan persaudaraan dengan siapa pun dapat terjalin secara bebas dan bermartabat. Kalau aku mengatakan bahwa Islam merupakan pilihanku yang terbaik dan terakhir, hak sama harus pula diberikan secara penuh kepada siapa saja yang mempunyai keyakinan selain itu….”

Jadi berbekal kesadaran bersaudara dalam perbedaan dan berbeda dalam persaudaraan, kita membangun kultur saling menghormati antarumat beragama. Kita menanamkan kesadaran bahwa meski kita berbeda, tidak seiman, namun kita bersaudara. Saudara sekemanusiaan. Saudara sebangsa setanah air.

Dengan begitu bersama-sama kita menampakkan ekspresi agama ramah dalam realitas masyarakat Nusantara yang beragam.

Menjalin Toleransi Menghormati Satu Sama Lain

Menjalin toleransi memang tidaklah mudah. Penjelasan Karen Amstrong dalam Fields of Blood bahwa, kultus komunitas lekat dalam praktik keagamaan. Kultus demikian menjadi salah satu sebab tidak mudahnya kita menjalin toleransi antarumat beragama.

Sebab, kita sering terjebak pada hasrat kultus komunitas yang egois, berupa keinginan mengeksiskan umat sendiri dan mematikan umat yang lain. Hal ini menjadikan kita gagal menjalin hubungan toleransi antarumat beragama.

Adalah yang perlu kita lakukan untuk saling menghormati keberadaan satu sama lain. Ini merupakan satu jalan kerukunan antarumat beragama. Sikap saling hormat yang kita bangun di atas kesadaran saudara berbeda agama, dapat membawa kehidupan masyarakat Nusantara yang multi-agama pada kehidupan damai bersama. []

Tags: agamakeberagamanKeragaman AgamaKerukunan BeragamaKerukunan Umat BeragamaPerdamaiansaling menghormatitoleransi
Moh. Rivaldi Abdul

Moh. Rivaldi Abdul

S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo pada tahun 2019. S2 Prodi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Islam Nusantara di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, menempuh pendidikan Doktoral (S3) Prodi Studi Islam Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terkait Posts

Barak Militer

Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

11 Mei 2025
Hari Raya Waisak

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

10 Mei 2025
Vasektomi untuk Bansos

Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

9 Mei 2025
Vasektomi

Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

8 Mei 2025
Barak Militer

Mengasuh dengan Kekerasan? Menimbang Ulang Ide Barak Militer untuk Anak Nakal

7 Mei 2025
Jukir Difabel

Jukir Difabel Di-bully, Edukasi Inklusi Sekadar Ilusi?

6 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerja Rumah Tangga

    Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha
  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version