• Login
  • Register
Selasa, 24 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Renungan, Zaman yang Gelisah, dan Doa Tahun Baru

Agama, di mana Tuhan selalu disebut di dalamnya, tampak bertambah amat penting dalam hidup orang banyak, memberi kekuatan, menerangi jalan dan menyediakan harapan-harapan keindahan

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
03/01/2022
in Featured, Hikmah
0
Biografi Jamal Al-Banna dan Gagasan Fiqh Baru

Biografi Jamal Al-Banna dan Gagasan Fiqh Baru

563
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Aku acap merenung ketika malam larut dan sepi, kadang berkontempelasi dan membaca zaman yang berjalan dan yang pergi. Dalam permenungan itu aku membaca zaman yang gelisah, dunia galau, manusia-manusia yang ditelikung kecemasan, celoteh yang tak jelas dan kata-kata yang tumpang tindih, kemarahan, bising, gegap-gempita, simpang-siur, gemuruh berebut citra diri, dan pelampiasan segala hasrat untuk kenikmatan diri, perampasan hak milik orang lain, pemaksaan kehendak, menggali popularitas, pencitraan diri untuk kekuasaan dan pamer kekuatan dan kekayaan.

Ada orang-orang yang memandang semua orang seakan tak berharga, kecuali dirinya. Kesombongan dan arogansi ditampilkan begitu vulgar.

Keseimbangan ruang sosial tampak sedang terganggu dan mencemaskan. Ini adalah realitas-realitas kehidupan yang terus bergerak begitu bebas bahkan liar dalam siklus-siklus kehidupan yang entah sampai kapan akan berakhir. Ia adalah produk zaman yang terserah orang ingin menamainya apa. Dunia manusia di hadapan kita sarat paradox, ambigu, ambivalen.

Hari ini, paradoks kegelisahan manusia itu begitu nyata, menyeruak di setiap ruang. Pertarungan sedang berlangsung, nyaris bagai pada kisah Perang Baratayuda dalam legenda Mahabarata. Dan dalam kondisi itu Tuhan selalu menjadi senjata paling ampuh untuk mengalahkan yang lain, menjadi sumber kenikmatan dan tempat bersembunyi yang paling aman dan nyaman.

Agama, di mana Tuhan selalu disebut di dalamnya, tampak bertambah amat penting dalam hidup orang banyak, memberi kekuatan, menerangi jalan dan menyediakan harapan-harapan keindahan. Nama Tuhan Maha Agung dan Kudus disebut ramai-ramai, dalam hening, dalam lirih dan dalam gempita. Hampir di setiap ruang nama Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Kuasa diulang-ulang beratus dan beribu kali ketika malam telah larut, dan dalam gemuruh yang meluluhkan hati dan mengembangkan air mata bahagia dan mengharubiru.

Baca Juga:

Berumah Tangga adalah Seni Kehidupan

Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Tetapi, betapa ironi, dalam waktu yang sama, di sudut lain, rumah-rumah tempat Tuhan dipuja dan diagungkan dirusak, para pemuja Tuhan diusir dengan pedang dan parang kadang hanya karena nama dan identitasnya yang tak sama dengan dirinya. Perempuan-perempuan direndahkan, dihinakan, disingkirkan dan dihancurkan atas nama-Nya. Anak-anak dijajakan untuk segela kepentingan dan hasrat-hasrat paling rendah. Kekerasan seksual menyebar ke mana-mana, di mana-mana, bahkan di lembaga pendidikan agama yang disakralkan. Dan korupsi masih terus berkembang bahkan makin masif dan menyebar.

Pada saat lain Tuhan tak lagi menampakkan Wajah Lembut dan penuh Kasih, malahan menjadi begitu menakutkan, menyeramkan. Di jalan-jalan, hari ini, Kata-kata Tuhan diteriakkan dengan garang : “Ini kata Tuhan. Kata-kata-Nya tak boleh ditentang. Siapa menentang kafir dan zalim. Karena itu ia wajib dimampuskan”. Semua orang ingin bicara atas nama Tuhan dan berebut mengaku paling mengerti Tuhan.

Sampai di sini aku tak bisa bicara apa-apa. Dan aku tertegun manakala membaca kata-kata seorang bijakbestari dalam sebuah buku: “Sejak dahulu manusia memanfaatkan agama untuk membantu mereka mencari pemahaman bahwa hidup kita mempunyai arti dan nilai hakiki meski ada bukti-bukti yang kontras yang tidak membesarkan hati”.

Sang bijakbestari lain mengatakan : Agama seharusnya hadir untuk membawa cahaya yang menerangi hati, mencerdaskan pikiran dan mendamaikan kehidupan bersama. Tetapi ia acap berubah menjadi api yang menyala, membakar dan petaka yang menghancurkan bangunan sosial.

Syams al-Din Muhammad al-Syahrzuri (w. 1288 M), pada pendahuluan bukunya “Nuzhah al-Arwah wa Raudhah al-Afrah fi Tarikh al-Hukama wa al-Falasifah”, memberi saya pengetahuan ketika ia mengatakan :

“Zaman telah sunyi senyap dari kehadiran para tokoh besar kemanusiaan. Umat manusia diliputi ketidakmengertian, kegalauan dan kebimbangan. Bila engkau seorang pelajar yang rajin dan pemikir yang memperoleh petunjuk Tuhan, seyogyanya mengikuti jejak mereka dan mencari-cari dengan serius kabar mereka”.

Al Thabarani, seorang ahli hadits terkenal, menginfomasikan kepada kita pesan Nabi :

“Hadiah paling indah adalah kata-kata bijakbestari. Seyogyanya orang yang beriman mendengarkannya, mengembuskan ke dalam jiwanya, kemudian membagikannya kepada saudaranya”.

Masa depan adalah harapan-harapan manis. Gus Dur berharap esok akan lahir Parikesit-Parikesit, putra Arjuna. Semoga umat manusia dan semua makhluk Tuhan damai dan berbahagia.

Doa Akhir dan Tahun Baru

اللهم اغفر لنا ما مضىت من خطايانا

وامح عنا من سيئاتنا

يا.واسع الكرم

ربنا اجعل أيامنا المقبلة كلها سعادة

واجعل لنا من كل هم فرجا ومخرجا

وابسط لنا الأرزاق واحسن الأخلاق

وانشر الرحمات

تباركت يا رب البريات

ويا رب الأرض والسماوات.

Ampuni dosa-dosa kami yang lalu

Dan maafkan kesalahan-kesalahan kami

Wahai Yang Maha Pemurah

Wahai Tuhan,

Jadikanlah seluruh hari-hari kami mendatang membahagiakan

Hilangkan dari hati kami segala susah

dan bukalah segala pintu kemudahan

Bentangkan untuk kami  rizki-rizki-Mu

Baguskanlah segala perilaku kami

Tebarkan kasih sayang untuk semua

Hapuskan segala kesalahan

Berkatilah kami

Wahai Tuhan semua manusia di bumi

Wahai Tuhan Pemelihara bumi dan langit. []

Tags: agamaDoaHikmahkehidupanRenunganTahun Baru 2022
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Khitan perempuan

Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan

24 Juni 2025
Fitnah Perempuan

Mengkaji Ulang Fitnah Perempuan dalam Pandangan Agama

24 Juni 2025
Tubuh Perempuan Sumber Fitnah

Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah

23 Juni 2025
fikih perempuan

Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih

23 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

23 Juni 2025
Kekerasan

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

22 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bias Kultural

    Bias Kultural dalam Duka: Laki-Laki Tak Boleh Sepi, Perempuan Harus Mengisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Tak Mau Menikah, Tapi Realitas yang Tak Ramah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Francisca Christy: Ancaman Kekerasan di Era Digital itu Nyata !!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berbagi dan Selfie: Mengkaji Etika Berbagi di Tengah Dunia Digital
  • Kasus Francisca Christy: Ancaman Kekerasan di Era Digital itu Nyata !!!
  • Bias Kultural dalam Duka: Laki-Laki Tak Boleh Sepi, Perempuan Harus Mengisi
  • Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan
  • Bukan Tak Mau Menikah, Tapi Realitas yang Tak Ramah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID