Mubadalah.id – Peringatan hari Perempuan Internasional tahun ini menjadi peringatan paling berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hari yang selalu diperingati setiap tanggal 8 Maret tersebut kini diperingati di tengah situasi Pandemi Covid-19 yang genap memasuki satu tahun umurnya di Indonesia. Seiring penyesuaian segala aktivitas yang dilaksanakan selama Pandemi melalui kegiatan online, peringatan hari Perempuan Internasional juga lebih banyak diisi melalui ruang-ruang digital. Narasi-narasi tentang perempuan, ajakan menuju tata kehidupan sosial yang setara gender dan lebih inklusif bertebaran di ruang-ruang tersebut.
Wahid Foundation sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil yang juga konsen dalam memperjuangkan isu perempuan dan kesetaraan gender, juga memperingati hari Perempuan Internasional melalui ruang online dengan mengampanyekan keseteraan dan anti diskriminasi gender.
Adakan Kelas Inisiator Perempuan
Melalui salah satu programnya Women Participation for Inclusive Society (WISE) – GUYUB yang bekerjasama dengan UN Woman sejak 2017 lalu, Wahid Foundation menguatkan pelaksanaan Desa Damai dengan mengedepankan mekanisme komunitas yang responsive gender (perempuan dan laki-laki) untuk mempromosikan komunitas yang damai dan keadilan gender.
Dalam program tersebut, Wahid Foundation melibatkan banyak elemen masyarakat, salah satunya kelompok perempuan dan juga pemuda-pemudi Desa Damai di samping masyarakat lainnya seperti Bhabinkamtibmas, aparatur desa, dan tokoh masyarakat di Desa Damai. Melalui program tersebut, Wahid Foundation mengadakan Kelas Inisiator Perempuan (KIP) pada 20 Februari lalu melalui jejaring online.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memperkuat pemuda-pemudi Desa Damai di Jawa Timur, yang pesertanya merupakan perwakilan dari Desa Candirenggo, Desa Sidomulyo, Desa Prancak, dan Desa Guluk-Guluk. Kegiatan digelar untuk memperkuat kapasitas perempuan muda dan membangun inisiatif mereka supaya lebih berani bersuara melalui kampanye efektif dan kreatif di media tentang isu-isu kesetaraan, keadilan gender, dan toleransi yang secara khusus mengkonter narasi-narasi yang diskriminatif gender, dan umumnya melawan ujaran kebencian serta hoaks kesehatan selama masa Pandemi.
Andromeda, salah satu pemudi asal Desa Candirenggo, Batu, Malang yang mengikuti Kelas Inisiator Perempuan ini mengaku mengambil banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Ia merasa tertantang saat mengetahui banyak praktik diskriminasi atas nama gender di lingkungannya. “Kegiatan ini banyak memberikan wawasan kepada saya bahwa praktik-praktik diskriminasi atas nama gender yang selama ini saya lihat dalam aktivitas sehari-hari haruslah kita hilangkan, ” Tutur Andromeda saat ditanya manfaat apa yang ia dapatkan dari kegiatan Kelas Inisiator Perempuan.
Kampanyekan Kesetaraan dan Anti Diskriminasi Gender
Terhitung sejak awal bulan Maret sampai hari ini Senin (22/04/2021) pemudi dari 4 Desa Damai yang mengikuti Kelas Inisiator Perempuan melakukan kampanye melalui media sosial mereka masing-masing menyuarakan kesetaraan dan anti diskriminasi gender.
Beragam konten tentang isu-isu perempuan dan diskriminasi atas nama gender telah mereka buat dan sebarkan melalui media sosial. Cinara, pemudi asal Desa Damai Sidomulyo mengatakan, bawah fokus konten yang ia buat bersama para pemudi lain di desanya adalah konten tentang pentingnya perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan motivasi supaya perempuan bisa melalukan apapun tanpa memikiran stigma dari masyarakat bahwa perempuan harus bekerja dan berkarir di ranah domestik.
“Saya bersama pemudi lainnya dari desa Sidomulyo melalui konten yang kita buat ingin menyuarakan pentingnya kesetaraan, perlindungan perempuan dari kekerasan fisik dan mental, dan juga pentingnya kesiapan dan kemampuan perempuan untuk melakukan apapun tanpa memikirkan stigma dari masyarakat,” Ungkap Cinara saat ditanya alasan dibalik pembuatan konten tentang isu perempuan. Kampanye yang mereka lakukan saat ini rencananya akan berlangsung sampai akhir Bulan Maret mendatang.
Hari Perempuan Internasional Momentum Kebangkitan Perempuan
Hari Perempuan Internasional menjadi momentum kebangkitan perempuan. Sejumlah harapan diungkapkan oleh banyak pihak, tidak terkecuali pemudi Desa Damai dari Desa Prancak di Sumenep Madura. Ilhafa, salah satu pemudi asal Desa Damai Prancak mengungkapkan harapannya supaya perempuan bisa lebih percaya diri melangkah dan menjawab tantangan global yang terjadi saat ini.
“IWD tahun ini bagi saya menjadi momentum untuk lebih percaya diri lagi sebagai perempuan dan semoga bisa perlahan menjawab tantangan zaman di mana kesetaraan antar laki-laki dan perempuan adalah suatu hal yang mutlak saat ini terjadi,” Ujar Ilhafa mengungkapkan harapannya dalam menyambut Hari Perempuan Internasional 2021 ini.
“Semoga IWD tidak hanya sebatas seremonial belaka, ” Lanjut Ilhafa, “Semangat hari perempuan harus terus dilestarikan hingga menjadi budaya dan bisa terus kita tularkan kepada generasi selanjutnya.” Tegas Ilhafa mengungkapkan harapannya.
Momentum Hari Perempuan Internasional diharapkan bisa menjadi lecutan bagi semua pihak untuk mereduksi budaya patriarki yang sudah mengakar di tengah masyarakat hingga akhirnya menjadikan situasi kehidupan sosial yang lebih setara dan inklusif. Selain mengampanyekan kesetaraan gender dan antri diskriminasi atas nama gender, Pemudi Desa Damai dan Wahid Foundation juga mengkampanyekan nilai-nilai toleransi. []