• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Kemesraan Siti Aisyah Bersama Nabi Saw

Relasi Nabi Saw dan Siti Aisyah sangat menarik dan mesra. Nabi Saw memanggilnya “si Humaera”, si kecil cantik dengan pipinya yang kemerah-merahan, bagai buah ranum

Redaksi Redaksi
26/07/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kemesraan Siti Aisyah Bersama Nabi Saw

Kemesraan Siti Aisyah Bersama Nabi Saw

224
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu dewan penasehat ulama perempuan (KUPI), KH. Husein Muhammad menceritakan kisah menarik tentang kemesraan Siti Aisyah bersama Nabi Saw.

Untuk diketahui, Siti Aisyah adalah putri sahabat Nabi Saw, Abu Bakar al-Shiddiq, sekaligus istri Nabi Muhammad Saw.

Siti Aisyah dinikahi Nabi Saw pasca wafatnya Siti Khadijah, yang 28 tahun lamanya menjadi istri beliau satu-satunya.

Relasi Nabi Saw dan Siti Aisyah sangat menarik dan mesra. Nabi Saw memanggilnya “si Humaera”, si kecil cantik dengan pipinya yang kemerah-merahan, bagai buah ranum.

Menarik sekali hadits Nabi Saw ini :

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Tafsir Sakinah

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

قالت عائشة : لَمَّا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم طَيِّبَ النَّفْسِ قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ أُدْعُ اللهَ لِى. فَقَالَ : “اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ وَمَا أَسَرَّتْ وَمَا اَعْلَنَتْ”. فَضَحِكَتْ عَائِشَةُ حَتَّى سَقَطَ رَأْسُهَا فِى حِجْرِهَا مِنَ الضِّحْكِ. فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَيَسُرُّكِ دُعَائِى ؟ فَقَالَتْ : وَمَا لِى لَا يَسُرُّنِى دُعَاؤُكَ ؟. فَقَالَ : إِنَّهَا لَدُعَائِى لِاُمَّتِى فِى كُلِّ صَلَاةٍ “. (صحيح ابن حبان)

Artinya : “Siti Aisyah, isteri Nabi mengatakan : “Manakala aku melihat Nabi sedang senang, aku mengatakan : “Duhai Nabi, tolong do’akan aku, ya?”. Lalu Nabi mengatakan : “Ya Allah ampuni dosa-dosa Aisyah, yang dulu maupun yang akan datang, yang tersembunyi maupun yang tampak”.

Mendengar doa suaminya itu, lanjut Buya Husein, Siti Aisyah tertawa terkekeh-kekeh, sampai kepalanya jatuh ke pangkuan Nabi Saw.

Nabi Saw kemudian mengatakan : “Apakah kau senang dengan do’aku tadi?”.

Siti Aisyah menjawab : “Bagaimana mungkin aku tidak senang didoakan olehmu?”.

Nabi mengatakan lagi : “Itulah do’a yang aku panjatkan kepada Allah untuk umatku pada setiap shalat”.

Ekspresi kemesraan muncul dalam peristiwa lain, yang boleh jadi bisa menimbulkan kontroversi. Suatu saat Rasulullah Saw hendak shalat.

Nah, sebelum keluar kamar beliau mencium kening istrinya. Sesudah itu beliau langsung menuju mushala/masjid, tanpa wudhu lagi. Ini diceritakan oleh Siti Aisyah. Katanya :

قبل النبى بعض نساءه ثم خرج الى الصلاة ولم يتوضا

Artinya : “Nabi Saw mencium salah seorang istrinya kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu.” (HR Ahmad).

Siti Aisyah menyebut salah seorang istrinya. Padahal ia adalah dirinya sendiri. Ia tak ingin GR.

Peristiwa lain yang lebih menarik dan lebih mesra adalah Nabi Saw mandi bersama istrinya. Lagi-lagi Siti Aisyah menceritakan peristiwa kemesraan ini. Siti Aisyah berkata :

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ وَنَحْنُ جُنُب

Artinya : “Aku dan Rasulullah Saw mandi bersama dalam suatu wadah air/satu kamar mandi. Waktu itu kami berdua mandi besar (junub).

Riwayat lain menyebutkan :

عن عائشة رضى الله عنها قالت: كنت أغتسل أنا ورسول الله صلى الله عليه وسلم من إناء واحد، يبادرنى وأبادره. حتى يقول: “دعى لي – الماء -“، وأقول أنا: “دع لي”.. (النسائى فى سننه)

Artinya : Siti Aisyah mengatakan : aku dan Nabi mandi bersama. Kami saling menuangkan air. Nabi bilang: “biar aku yang memandikanmu”. Aku bilang: “biar aku saja yang memandikanmu”. Kedua suami istri itu berebut ingin memandikan pasangannya. Aduhai.

Ummu Salamah menceritakan hal yang sama :

وَكُنْتُ أَغْتَسِلُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ قَالَتْ وَكَانَ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ

Artinya : “Aku (Ummu Salamah) pernah mandi bersama Rasulullah Saw. Beliau menciumku. Waktu itu beliau sedang dalam keadaan berpuasa”. (Rul)

Tags: islamistri Nabi Sawkisah kemesraanNabi SawRasulullah SAWSiti Aisyah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Beda Keyakinan

    Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID