Minggu, 17 Agustus 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

    PLTU Cirebon

    PLTU Cirebon dan Gelapnya Hidup Nelayan Waruduwur

    Status Sosial

    Status Sosial Membawa Perempuan Keluar dari Patriarki

    Kesadaran Gender

    Melampaui Biner: Mendidik Anak dengan Kesadaran Gender yang Adil

    Sejarah Ulama Perempuan

    Membongkar Sejarah Ulama Perempuan, Dekolonialisme, dan Ingatan yang Terpinggirkan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

    Poligami

    Pernikahan Ideal: Monogami Bukan Poligami

    Pasangan

    Berjanji Setia dengan Satu Pasangan

    Anak Sekolah

    Cara Anak Memilih Teman di Sekolah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

    PLTU Cirebon

    PLTU Cirebon dan Gelapnya Hidup Nelayan Waruduwur

    Status Sosial

    Status Sosial Membawa Perempuan Keluar dari Patriarki

    Kesadaran Gender

    Melampaui Biner: Mendidik Anak dengan Kesadaran Gender yang Adil

    Sejarah Ulama Perempuan

    Membongkar Sejarah Ulama Perempuan, Dekolonialisme, dan Ingatan yang Terpinggirkan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

    Poligami

    Pernikahan Ideal: Monogami Bukan Poligami

    Pasangan

    Berjanji Setia dengan Satu Pasangan

    Anak Sekolah

    Cara Anak Memilih Teman di Sekolah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Merayakan Dua Hari Raya: Lebaran dan Natal

Fitri Indra Harjanti Fitri Indra Harjanti
22 Desember 2022
in Kolom
0
Merayakan Dua Hari Raya: Lebaran dan Natal

Merayakan Dua Hari Raya: Lebaran dan Natal

184
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id– Berikut ini adalah kisah inspiratif tentan merayakan dua hari raya, yakni Lebaran dan Natal.  Aku adalah orang yang sangat beruntung dilahirkan di keluarga besar yang memiliki keyakinan yang berbeda. Sejak lahir aku sudah dibiasakan melihat perbedaan sebagai sesuatu yang indah. Mungkin bagi orang-orang yang tidak seberuntung aku, kagetlah mereka kalau ternyata kita memang berbeda-beda.

Apalagi jika kemudian mendapatkan hasutan untuk membenci orang yang berbeda, duh repotnya. Lahir dalam keluarga besar yang menganut keyakinan yang berbeda, kami merayakan dua hari raya: Lebaran dan Natal.

Saat Hari Raya Lebaran, setelah selesai Sholat Ied, nenek, om, tante, dan sepupuku yang Kristiani biasanya memasak makanan yang enak. Mereka menyediakan kue-kue, memakai pakaian terbaiknya, dan mengucapkan selamat Hari Raya Lebaran kepadaku, orangtuaku, kakakku, keponakanku, om dan tanteku, pakde dan budeku, serta sepupuku yang Muslim. Tentunya dengan pelukan dan ciuman.

Setelah semua berkumpul untuk halal bihalal dan bersalam-salaman di kampung, kami akan berkumpul di rumah nenekku untuk makan-makan sambil bercerita dan bercanda. Tentu sambil foto-foto. Setelah itu kami semua, baik yang Muslim maupun yang Kristiani bersilaturahmi mengunjungi saudara-saudara kami para extended family yang rumahnya tidak terlalu jauh.

Kami pergi bersama-sama dalam rombongan, ada yang naik mobil ada yang naik motor. Di rumah para extended family, kembali kami makan-makan sambil bercerita dan bercanda, dan tak lupa foto-foto bersama.

Begitu juga ketika Hari Raya Natal tiba. Natal adalah momen yang aku nanti-nantikan di samping Lebaran. Karena itu berarti keluarga besar kami akan berkumpul lagi. Setiap Natal, aku, orangtuaku, kakakku, keponakanku, om dan tanteku, pakde dan budeku, serta sepupuku yang Muslim akan berkumpul di rumah nenekku.

Kami akan datang memakai pakaian terbaik dan membawa kue-kue serta makanan-makanan lain untuk merayakan Natal bersama. Juga di rumah nenekku, sama seperti ketika Lebaran. Biasanya di rumah nenekku, tanteku yang paling rajin.

Dia memasang pohon Natal lengkap dengan hiasan-hiasan dan lampu-lampunya. Dia bahkan selalu membeli topi-topi Santa Klaus sebagai piranti untuk berfoto-foto bersama. Kami yang Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada saudara-saudara kami yang Kristiani disertai pelukan dan ciuman.

Selanjutnya, kembali kami akan makan-makan sambil saling bercerita dan bercanda, dan tentu saja  foto-foto bersama. Setelah itu kadang kami jalan-jalan ke tempat wisata atau kalau tidak ya di rumah saja menghabiskan waktu bersama penuh kehangatan. Sering juga para extended family datang ke rumah nenekku untuk mengucapkan Selamat Hari Raya Natal.

Selalu seperti itu selama 35 tahun hidupku. Makan, ngobrol, bercanda, saling bercerita, dan saling memberikan dukungan. Sama sekali tidak pernah ada obrolan tentang siapa yang akan masuk surga dan siapa yang akan masuk neraka. Jujur, kami juga tidak tahu soal itu. Bukankah itu sepenuhnya hak preogratif Tuhan. Ya, hanya Tuhan yang tahu.

Walaupun tentu saja kami selalu berdoa dan memohon kepada Tuhan agar kami semua masuk surga. Agar di surga nanti kami bisa kembali berkumpul bersama-sama lagi merayakan kebaikan dengan penuh kehangatan seperti kebiasaan kami di dunia selama ini.

Nah karena sudah sejak lahir situasi di keluargaku seperti itu, sehingga awalnya aku mengira bahwa ya memang mestinya seperti itu. Aku kira di semua tempat memang seperti itu. Sehingga sekitar 10 tahunan yang lalu, ketika di media mulai sering muncul berita tentang konflik-konflik yang mengatasnamakan agama, sumpah aku shock pakai banget.

Konflik seperti itu tidak pernah terlintas di pikiranku. Sesuatu yang di memori masa kecilku tidak pernah terbayangkan terjadi di muka bumi. Sejak dulu setiap kali ada berita tentang konflik yang mengatasnamakan agama, aku selalu menangis. Sungguh-sungguh menangis. Mood-ku pun akan langsung hancur selama berhari-hari ke depan.

Di memori kami, perayaan Lebaran dan Natal adalah momen indah yang selalu dinanti. Aku bertanya pada tanteku yang Kristiani, baju mana yang paling cocok untuk kupakai Sholat Ied. Tanteku yang Muslim membuatkan kue-kue natal untuk kakak-kakaknya yang Kristiani.

Aku membelikan hadiah natal untuk Nenekku. Sepupuku bertanya apakah baju natalnya cocok untuk dipakai ke gereja. Tanteku memasakkan ketupat opor yang enak untuk mamahku makan di hari Lebaran, dan hal-hal seperti itu.

Soal iman dan keyakinan itu urusan masing-masing, kami saling menghormati dan menghargai serta tidak saling ikut campur. Dan itu hal yang sangat biasa di keluargaku. Omku yang Muslim biasa sholat di rumah nenekku yang Kristiani, bahkan nenekku menyediakan sajadah di rumahnya.

Aku juga sering memboncengkan nenekku sampai ke gereja dan menjemputnya lagi ketika dia sudah selesai. Sebuah kebersamaan dan saling menghargai yang sangat indah, menyenangkan, dan menimbulkan perasaan damai yang membahagiakan. Aku rasa itu adalah hal yang diajarkan oleh semua agama, kebaikan hati dan rahmat bagi semesta alam.

Demikian penjelasan terkait merayakan dua Hari Raya; Lebaran dan Natal. Semoga bermanfaat. []

Tags: hari rayaislamkedamaianKristenlebaranmuslimNatalperbedaanPerdamaiantoleransi
Fitri Indra Harjanti

Fitri Indra Harjanti

Fitri Indra Harjanti, seorang fasilitator, editor, penerjemah, dan penulis freelance yang tinggal di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktif menggeluti isu gender dan feminisme sejak 7 tahun yang lalu. Menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film di bioskop dan berbicara dengan kucing-kucingnya.

Terkait Posts

Kriteria Pasangan
Hikmah

Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

15 Agustus 2025
Kemerdekaan
Hikmah

Islam dan Kemerdekaan

13 Agustus 2025
Mubadalah dan Disabilitas
Personal

Menyandingkan Konsep Mubadalah dan Disabilitas: Praktik Islam yang Rahmah Bagi Semua

13 Agustus 2025
Aquarina Kharisma Sari
Publik

Menyoal Podcast Aquarina Kharisma Sari; Benarkah Feminisme Menjadikan Perempuan Bermental Korban?

12 Agustus 2025
Anak
Hikmah

Perhatian Islam terhadap Anak

8 Agustus 2025
persaudaraan
Hikmah

Misi Islam Adalah Persaudaraan Antar Umat Beragama

6 Agustus 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • 80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI
  • 80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa
  • Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan
  • Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan
  • Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID